Piagam Gumi Sasak
    


     Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu budaya memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan dalam masyarakat itu sendiri, setiap daerah memiliki budaya lokal yang berbeda-beda. Tak terkecuali dengan masyarakat suku sasak di pulau Lombok.
     Sabtu 26 Desember 2015 adalah peristiwa yang bersejarah bagi suku Sasak, Sumbawa dan Mbojo. Karena pada peristiwa tersebut telah berkumpul para tokoh  yang diwakili oleh masing-masing suku. Pada peristiwa tersebut lahirlah pernyataan sikap yang dicetuskan oleh  tokoh adat dari suku Sasak yang disebut Piagam Gumi Sasak, isi dari piagam tersebut ialah 
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Menjadi bangsa Sasak adalah amanah yang harus dipertanggung-jawabkan kepada Allah SWT dan generasi mendatang. Menunaikan amanah Sasak itu sejatinya merupakan matarantai sejarah kemanusiaan, melalui simbol-simbol yang diletakkan dalam pemikiran bangsa Sasak yang terhampar di Gumi Paer. Simbol-simbol itu merupakan tanda-tanda yang terbaca yang membawa kembali menuju jatidirinya yang sebenarnya.
Perjalanan sejarah bangsa Sasak yang diwarnai oleh hikmah yang tertuang dalam berbagai bencana yang menenggelamkan, mengaburkan, dan menistakan keluhuran budaya Sasak. Berbagai catatan penekanan, pendangkalan makna, pengaburan jatidiri, sampai pembohongan sejarah dengan berbagai kepentingan para penguasa yang masih berlangsung hingga saat ini, melalui pencitraan budaya dan sejarah Bangsa yang ditulis dengan perspektif dan kepentingan kolonialisme dan imperialisme modern. Hal itu telah membuat bangsa ini menjadi Bangsa inferior yang tak mampu tegak di antara bangsa-bangsa lain dalam rangka menegakkan amanat kefitrahannya sebagai sebuah bangsa.
Sadar akan hal tersebut, kami anak-anak bangsa Sasak mengumumkan PIAGAM GUMI SASAK sebagai berikut:
Pertama:
Berjuang bersama menggali dan menegakkan jatidiri bangsa Sasak demi kedaulatan dan kehormatan budaya Sasak.
Kedua:
Berjuang bersama memelihara, menjaga, dan mengembangkan khazanah intelektual bangsa Sasak agar terpelihara kemurnian kebenaran, kepatutan, dan keindahannya sesuai dengan roh budaya Sasak.
Ketiga:
Berjuang bersama menegakkan harkat dan martabat bangsa Sasak melalui karya-karya kebudayaan yang membawa bangsa Sasak menjadi bangsa yang maju dengan menjunjung tinggi nilai religiusitas dan tradisionalitas.
Keempat:
Berjuang bersama membangun citra sejati bangsa Sasak baru dengan kejatidirian yang kuat untuk menghadapi tantangan peradaban masa depan.
Kelima:
Berjuang bersama dalam satu tatanan masyarakat adat yang egaliter, bersatu, dan berwibawa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan serta memberkahi perjalanan bangsa Sasak menuju kemaslahatan seluruh umat manusia.
Mataram, 14 Mulut tahun Jimawal / 1437 H
26 Desember 2015

     Pada peristiwa itu, juga didaulat seorang tokoh yang bernama Dr. Muhammad Fadjri MA, beliau adalah salah satu dosen Bahasa Inggris  dan didampingi oleh Murahim Mpd selaku dosen jurusan Bahasa Sastra Indonesia  FKIP Universitas Mataram.
      Untuk itu, sebagai masyarakat sasak sendiri, kita wajib menjaga seluruh kekayaan yang ada di gumi sasak, baik itu kekayaan alam, adat istiadat dan seluruh kultur budaya yang ada di gumi sasak.

Komentar

  1. Luar biasa. Sangat bermanfaat. Kembang terus!

    BalasHapus
  2. Piagam itu funhsinya untuk apa????

    BalasHapus
  3. Tujuan utama dari piagam ini apa?

    BalasHapus
  4. Maka putulah kita berbangga hati menjadi masyarakat suku sasak. Karena keberaniannya dalam menegaskan dan menyikapi hal" yang akan merusak nama baik budayanya. Sekarang kita doakan saja, Semoga ini dpt menjadi peringatan juga bagi budaya yg lain agar tegas mengambil sikap akan hal" yg dapat berdampak buruk bagi budayanya.

    BalasHapus
  5. Sangat bermanfaat dan terimakasih sudah berbagi Ilmu

    BalasHapus
  6. Informasinya bermanfaat, ini memang harus di ketahui bnyak orang

    BalasHapus
  7. sangat bermanfaat buat generasi selanjutnya

    BalasHapus
  8. Mari kita tetap mempertahankan kebudayaan sasak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini