Makna yang Sebenarnya dari Adat Nyongkolan Suku Sasak
        Pulau Lombok adalah salah satu pulau yang berada di indonesia, Lombok memiliki banyak sekali adat dan tradisi, salah satu adat yang paling terkenal di pulau Lombok adalah nyongkolan. Adat nyongkolan dilakukan setelah dilakukannya acara prosesi pernikahan. Namun tidak semua daerah yang ada di pulau Lombok masih melakukan adat nyongkolan ini, contohnya seperti daerah-daerah yang berada di Lombok Timur, sangat jarang sekali kita jumpai adat nyongkolan di daerah Lombok timur, tidak seperti daerah-daerah yang berada di Lombok Tengah dan Lombok Barat, namun ada salah satu desa di Lombok timur yang masih melestarikan adat nyongkolan, yaitu desa Peringga Baya, kecamatan Peringga, kabupaten Lombok Timur. Seperti yang dituturkan oleh salah satu tokoh adat di sana yaitu Bapak Mariun, adat nyongkolan di Desa Peringga Baya mempunyai banyak sekali makna yang sangat mendalam yaitu sebagai simbol keberanian mengambil resiko, kesiapan mencari nafkah, kesiapan membina rumah tangga dengan pasangannya, dan kesiapan bertanggung jawab.
      Adat nyongkolan biasanya dilakukan oleh masyarakat sekitar pada waktu selesai asar pada akhir pekan, lalu pengantin diiring dari rumah pihak laki-laki menuju keluarga  pihak perempuan dengan iring-iringan musik tradisional sasak, seperti kecimol, rudat, gendang belek dan lain-lain, selain itu juga para peserta nyongkolan seringkali tidak memakai alas kaki. Menurut narasumber merarik  dan  nyongkolan ini adalah salah satu prosesi pernikahan adat dalam suku sasak yang masih ada dan berkembang di masyarakat desa Peringga Baya, dan keduanya tidak bisa dipisahkan, bahkan menurut kepercayaan sebagian masyarakat, jika tidak dilakukannya adat nyongkolan setelah pernikahan, maka masyaakat berkeyakinan bahwa jika sang pengantin dikaruniai anak, maka anak yang akan dilahirkan akan mengalami gangguan pendengaran, namun tidak semua masyarakat berkeyakinan seperti itu, oleh karena itu tidak semua masyarakat yang melangsungkan pernikahan, melakukan nyongkolan setelahnya, karena masyarakat di desa tersebut tidak meyakini hal-hal seperti itu, mereka menganggap hal itu merupakan hanya mitos belaka, perihal  anak terlahir dalam keadaan yang tidak normal atau gangguan pada telinga misalnya maka itu murni dari Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sangkut paut dengan dilakukan adat istiadat di desa tersebut misalnya seperti nyongkolan dan lain-lain.

Komentar

  1. Makna dari nyongkolan itu apa???

    BalasHapus
  2. Makna nyongkolan yang sebenarnya yaitu sebagai simbol keberanian seorang peria mengambil resiko, kesiapan mencari nafkah, kesiapan membina rumah tangga dengan pasangannya, dan kesiapan bertanggung jawab.

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat.

    Ternyata pengetahuan kita masih kurang.
    Trimakasih artikelnya sangat membantu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Membaca blog ini, saya menjadi paham dengan budaya nyongkolan. Terimakasih 😉

    BalasHapus
  6. Semoga bermanfaat untuk para p3ngunjung di blog ini

    BalasHapus
  7. Artikel yang bagus. Kembangkan terus

    BalasHapus
  8. terimakasih artikel ini sangat membantu

    BalasHapus
  9. Balasan
    1. Tolong tulis sesuatu yang bermanfaat di blog ini, jika tidak bisa memberikan masukan, setidaknya berikan komentar yang lebih baik lah ☺

      Hapus
  10. jazakallah khir atas artikelnya, bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waiyyakum Heru, terimakasih atas komentarnya, jangan lupa dikomen yang kedua

      Hapus
  11. Balasan
    1. Aamiin, jangan lupa komentari yang kedua juga 😆😆😆😆

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini